Sabtu, 15 November 2014

P-U-S-A-K-A



pict from here
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa

Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua

Tempat akhir menutup mata

Apa yang ada dibenakmu ketika mendengar kata ‘PUSAKA’? Jawabannya, pasti nggak jauh-jauh dari kata Indonesia. Pada jum’at kemarin, di kelas kami membahas mengenai satu kata tersebut. Satu kata yang sebelumnya nggak terlalu saya pahami, tetapi kemudian menjadi lebih paham dan menjadi termenung karena ternyata Pusakaku hanya tinggal kata saja.

Bicara Indonesia, pasti mencakup orang-orangnya, sistemnya, sumber daya alamnya. Itulah yang disebut pusaka.

Untuk menjadikan Indonesia Pusaka—Indonesia yang jaya dan abadi—dibutuhkan pemahaman terhadap aspek-aspek yang terdapat disistem negara kita yaitu Pancasila.

Begini, tujuan negara Indonesia pada dasarnya sudah ada di sila ke-5 Pancasila yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ya, tujuan Indonesia sesederhana itu. Tetapi untuk mewujudkannya tidak sesederhana itu.


Pada dasarnya, Indonesia tidak perlu menuntut untuk sejahtera, karena kesejahteraan sudah kita miliki sejak awal. Indonesia juga tidak perlu khawatir dengan Sumber Daya Manusia karena pada dasarnya bangsa kita terus melahirkan orang-orang cerdas. Sumber Daya Alam di Indonesia pun lebih dari sekedar kaya, segala sesuatunya ada di Indonesia.

 Tetapi kenapa banyak yang masih menuntut kesejahteraan? Padahal sesungguhnya kesejahteraan Indonesia ada tanpa diminta kehadirannya.

Salah satu jawabannya adalah karena terjadinya ketidakadilan sosial.

 Sumber Daya Alam yang melimpah itu, seringkali justru dilimpakan kepada negara asing, kita membiarkan apa yang kita punya diolah oleh mereka yang berasal dari luar Indonesia, kemudian  setelah diolah dibawa lagi ke Indonesia untuk dijual.

Sumber Daya Manusia yang cerdas dan berbakat di negeri ini pun banyak yang lebih memilih untuk tinggal di luar negeri. Karena di negerinya sendiri mereka tidak dihargai seperti bangsa lain menghargai kecerdasan dan bakat mereka.

Betapa mirisnya Pusakaku saat ini.

Padahal Indonesia sudah memiliki sistem yang amat sangat bagus yaitu Pancasila. Dimana seluruh aspek-aspek kehidupan tertera dengan jelas apabila kita mengkajinya lebih lanjut. Namun sayangnya, di negara kita setiap butir Pancasila tidak diajarkan melalui contoh nyata sehingga Pancasila hanya menjadi butir-butir yang tidak dihiraukan oleh kita sendiri.

Jika kita menerapkan sila-sila yang ada di Pancasila khususnya sila pertama dan kedua, maka akan terbentuk pribadi yang memiliki hubungan baik secara vertikal dan horizontal. Kita memiliki nilai-nilai ketuhanan yang baik dan melekat pada diri serta nilai kemanusiaan yang tinggi. Apabila seluruh warga memiliki dua nilai itu dalam dirinya, tidak akan terjadi hal-hal buruk—seperti pembodohan masal, mental kita akan terbentuk dengan baik—dalam kehidupan masyarakat.

Setelah sila pertama dan kedua tertanam dalam diri, maka sila ketiga dan keempat adalah proses. Proses dimana kita membentuk negara Indonesia yang lebih baik. Dengan semangat untuk bersatu dan bergotong royong.

Yang terakhir adalah hasil dari pembentukan jati diri dan proses, yaitu sila terakhir: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ketika kita sudah memiliki hubungan vertikal dan horizontal yang baik, berhasil melalui proses yang cukup sulit, maka akan terbentuk Indonesia yang pusaka. Indonesia yang adil. Indonesia Pusaka, Indonesia yang jaya dan abadi, Indonesia yang dipuja-puja oleh bangsa dan negara lain.

Indonesiaku Kaya.



Tidak ada komentar: