pict from here |
Indonesia tanah air betaPusaka abadi nan jayaIndonesia sejak dulu kalaTetap di puja-puja bangsaReff :Di sana tempat lahir betaDibuai dibesarkan bundaTempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
Apa yang ada dibenakmu ketika mendengar kata ‘PUSAKA’?
Jawabannya, pasti nggak jauh-jauh dari kata Indonesia. Pada jum’at kemarin, di
kelas kami membahas mengenai satu kata tersebut. Satu kata yang sebelumnya
nggak terlalu saya pahami, tetapi kemudian menjadi lebih paham dan menjadi termenung
karena ternyata Pusakaku hanya tinggal kata saja.
Bicara Indonesia, pasti mencakup orang-orangnya, sistemnya,
sumber daya alamnya. Itulah yang disebut pusaka.
Untuk menjadikan Indonesia Pusaka—Indonesia yang jaya dan
abadi—dibutuhkan pemahaman terhadap aspek-aspek yang terdapat disistem negara
kita yaitu Pancasila.
Begini, tujuan negara Indonesia pada dasarnya sudah ada di
sila ke-5 Pancasila yang berbunyi Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ya, tujuan Indonesia sesederhana itu.
Tetapi untuk mewujudkannya tidak sesederhana itu.
Pada dasarnya, Indonesia tidak perlu menuntut untuk
sejahtera, karena kesejahteraan sudah kita miliki sejak awal. Indonesia juga
tidak perlu khawatir dengan Sumber Daya Manusia karena pada dasarnya bangsa
kita terus melahirkan orang-orang cerdas. Sumber Daya Alam di Indonesia pun
lebih dari sekedar kaya, segala sesuatunya ada di Indonesia.
Tetapi kenapa banyak
yang masih menuntut kesejahteraan? Padahal sesungguhnya kesejahteraan Indonesia
ada tanpa diminta kehadirannya.
Salah satu jawabannya adalah karena terjadinya ketidakadilan sosial.
Sumber Daya Alam
yang melimpah itu, seringkali justru dilimpakan kepada negara asing, kita
membiarkan apa yang kita punya diolah oleh mereka yang berasal dari luar
Indonesia, kemudian setelah diolah
dibawa lagi ke Indonesia untuk dijual.
Sumber Daya Manusia yang cerdas dan berbakat di negeri ini
pun banyak yang lebih memilih untuk tinggal di luar negeri. Karena di negerinya
sendiri mereka tidak dihargai seperti bangsa lain menghargai kecerdasan dan
bakat mereka.
Betapa mirisnya
Pusakaku saat ini.
Padahal Indonesia sudah memiliki sistem yang amat sangat
bagus yaitu Pancasila. Dimana seluruh aspek-aspek kehidupan tertera dengan
jelas apabila kita mengkajinya lebih lanjut. Namun sayangnya, di negara kita
setiap butir Pancasila tidak diajarkan melalui contoh nyata sehingga Pancasila
hanya menjadi butir-butir yang tidak dihiraukan oleh kita sendiri.
Jika kita menerapkan sila-sila yang ada di Pancasila
khususnya sila pertama dan kedua, maka akan terbentuk pribadi yang memiliki
hubungan baik secara vertikal dan horizontal. Kita memiliki nilai-nilai
ketuhanan yang baik dan melekat pada diri serta nilai kemanusiaan yang tinggi. Apabila
seluruh warga memiliki dua nilai itu dalam dirinya, tidak akan terjadi hal-hal
buruk—seperti pembodohan masal, mental kita akan terbentuk dengan baik—dalam
kehidupan masyarakat.
Setelah sila pertama dan kedua tertanam dalam diri, maka
sila ketiga dan keempat adalah proses. Proses dimana kita membentuk negara
Indonesia yang lebih baik. Dengan semangat untuk bersatu dan bergotong royong.
Yang terakhir adalah hasil dari pembentukan jati diri dan
proses, yaitu sila terakhir: Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Ketika kita sudah memiliki hubungan
vertikal dan horizontal yang baik, berhasil melalui proses yang cukup sulit,
maka akan terbentuk Indonesia yang pusaka. Indonesia yang adil. Indonesia
Pusaka, Indonesia yang jaya dan abadi, Indonesia yang dipuja-puja oleh bangsa
dan negara lain.
Indonesiaku Kaya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar