Sabtu, 08 November 2014

What's Your Passion?

pict from here

Mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya seberapa penting passion dalam hidup kita. Atau mungkin, banyak yang belum tahu apa itu passion dan apa passion kita.

Untuk mengetahui apa passion dalam diri saya, saya membuat sebuah catatan kecil berupa pertanyaan-pertanyaan seperti, apa hal atau kegiatan yang paling saya suka, paling sering saya lakukan atas dasar ingin melakukan dan bahkan saya rela jika dalam seumur hidup saya melakukan kegiatan tersebut tanpa dibayar sepeserpun.

Dari pertanyaan tersebut, saya memperoleh satu jawaban yang pada akhirnya saya putuskan sebagai passion saya. Jawaban saya ketika menanyakan hal tersebut kedalam diri adalah: menulis.

Hal yang sama saya utarakan ketika Mas Seta bertanya di kelas siang tadi, “siapa diantara kalian yang tahu tujuan hidupnya?”


Lalu, saya menunjuk tangan dan dimintai pendapat. Saya menjawab dengan sedikit kikuk karena belum menyiapkan jawaban apapun. Dengan sedikit terbata-bata saya mejawab, “menulis. Saya hidup untuk menulis.”

Menulis apapun. Menulis tak melulu berupa puisi atau cerpen, menulis tak melulu berupa fiksi atau tips. Bagi saya pribadi, menulis adalah refleksi jiwa. Dimana ketika saya menulis saya menemukan kedamaian dan kepuasan setelahnya. Saya merasa lebih baik dan lega setelah menulis karena saya termasuk orang-orang yang sering bermain dengan pikiran sendiri. Sehingga jika tidak dituangkan akan membuat saya nampak seperti orang gila, mungkin. Dan satu alasan lainnya adalah bahwa setiap orang hebat pasti menulis. Pasti. Maka, saya ingin menjadi bagian dari orang hebat tersebut.

Selain dengan menggunkan pertanyaan, kita juga bisa menetapkan tujuan atau mencari tahu apa passion kita menggunakan rumus SMART. Apasih SMART itu?

S  : Spesifik (Jelas, apa yang menjadi tujuan hidup harus jelas dan bagaimana cara meraihnya)
M  : Measurable (Terukur, mantapkan tujuan)
A  : Attainable (Membuat rencana untuk mencapai tujuan)
R  : Realistic (Rencana yang ingin dicapai harus logis/masuk akal)
T  : Timely (Menetapkan jangka waktu untuk mencapai tujuan tersebut/ komitmen)


here
Dalam diri setiap orang, pasti memiliki passion yang seringkali tidak kita sadari kehadirannya. Guru saya semasa sekolah pernah berkata kurang lebihnya seperti ini, “sewaktu terjadi pembuahan, laki-laki mengeluarkan ribuan atau bahkan miliaran sperma, diantara yang miliaran itu hanya ada satu yang dapat bertahan kemudian tumbuh menjadi bayi. Dari sana kita dapat berpikir bahwa seluruh manusia di muka bumi ini adalah istimewa dan memiliki tujuan-tujuan tertentu dalam hidup. Karena kita semua adalah pilihan, satu diantara miliaran yang kemudian diutus untuk hidup di dunia dan menjalankan misi.

Bisa dibilang, dari miliaran itu, kitalah yang diamanahi untuk menjalankan misi. Jadi, semua orang pasti memiliki kekuatan berupa passion  untuk menuntaskan misi di dunia. Heroik banget ya kesannya, haha.

Nah, jadi udah tau kan kalau passion itu penting?

Setelah tahu passion itu penting dan menemukan passion kita, kita harus mengembangkan passion tersebut.

Pertama, untuk mengembangkan passion kita membutuhkan disiplin dan komitmen. Disiplin adalah saat kita menjalani kesepakatan yang telah disepakati. Kita perlu melakukan perjanjian dalam diri bahwa kita akan displin melakukan suatu hal yang dianggap penting.

Sedangkan komitmen sangat diperlukan ketika misalnya kita mulai jenuh dengan proses, maka dengan adanya komitmen, hal tersebut bisa menjadi salah satu pemicu timbulnya semangat lagi. Kita nggak boleh sampai lupa dengan tujuan awal dari apa yang ingin diraih.

Apabila kita telah menerapkan disiplin dan komitmen, perlahan kita akan mendapatkan apa yang disebut hasil. Hasil adalah implikasi dari sikap yang kita lakukan dan bersifat giving. Kita tidak memiliki hak untuk menuntut nilai.  Satu-satunya cara untuk menuntut nilai jika kita tidak puas terhadap hasil adalah dengan pembuktian. Pembuktian bahwa kita bisa lebih baik dari hasil sebelumnya. Terus lakukan pembuktian sampai didapat hasil yang kita ekspektasikan. Tetapi kalau pembuktian tidak juga sesuai dengan ekspektasi, mungkin ada yang salah dari cara kita membuktikan atau ekspektasi yang terlalu tinggi.

Dalam hidup, ada yang disebut orang biasa atau dengan kemampuan standar dan orang yang berbeda dari segi positif maupun negatif. Orang-orang yang berani berbeda dalam hal baik itu jumlahnya hanya sekitar 5% dari total keseluruhan. Namun, yang 5% itulah seharusnya menjadi tempat kita. Sebab, orang yang tahu apa passionnya, memiliki tujuan hidup yang jelas serta bertanggung jawab terjadap tujuan tersebut adalah orang-orang yang mampu merubah dunia. Orang-orang yang jauh lebih dihargai dan dapat menjadi pemimpin atau panutan.

here
Untuk mewujudkan misi, kita juga dapat menerapkan prinsip Seized The Day. Ketika apapun yang kita lakukan berhubungan atau sengaja dihubungkan dengan passion. Misalnya, passion saya menulis. Maka setiap ada kesempatan saya berbagi melalui tulisan di blog. Hal tersebut juga termasuk salah satu cara agar passion dapat terwujud dengan baik.

Kedua, services atau pelayanan. Bahwa sesungguhnya, passion yang kita miliki bersifat pelayanan. Seperti menjadi penulis, menjadi tenaga pengajar dan sebagainya. Orang menjadi hebat dan menjadi panutan karena mereka mampu memberikan pelayanan yang baik. Sesederhana itu.

Salah satu cara agar kita selalu dapat memberikan pelayanan yang baik bagi orang lain dan diri sendiri, kita harus selalu mengingat bahwa salah satu tugas kita adalah menjadi bermanfaat dan memberikan kontribusi bagi masyarakat.

Misalnya, dipagi hari ketika bangun tidur kita jangan langsung bangun dan bergegas melakukan aktivitas. Kita bisa meluangkan waktu sekitar tiga menit untuk merencanakan apa yang akan kita lakukan seperti, hari ini saya mau nolongin semua orang semampu saya. Saya mau beramal sebanyak mungkin. Saya nggak bertingkah menyebalkan kepada orang lain. Sugesti yang kita lakukan dipagi hari tersebut, biasanya akan terus terbawa hingga seharian. Malam sebelum tidur kita dapat mengevaluasi diri, apakah tujuan kita sudah terlaksana atau belum.  

Memang terdengar sedikit tidak penting atau apalah, namun saya percaya dengan memberikan sugesti pada diri dan melakukan aksi nyata, kita mampu menjadi yang terbaik bagi diri sendiri dan masyarakat.

Dalam memberikan pelayanan pun ada rumusnya, yaitu:



Hard skill yang dimaksud adalah berupa nilai, sertifikat yang kita miliki dan lain-lain. Soft skill dapat berupa kemampuan memimpin, kemampuan bekerja tim atau organisasi, biasanya kemampuan yang tidak diajarkan didalam kelas saat perkuliahan. Soft skill dapat terbentuk dari lingkungan sekitar.

Nah, Hard skill dan soft skill dibagi dengan konflik, waktu dan keluhan.

Konflik yang dimaksud seperti ketika kita marah atau tidak suka terhadap keadaan atau hal-hal yang berhubungan dengan apa yang kita lakukan.

Sedangkan masalah waktu adalah ketika kita tidak menghargai waktu (menunda-nunda). Padahal, jika sesuatu yang kita lakukan adalah passion, kita tidak akan menunda-nunda hal tersebut. Kita pasti ingin segera menyelesaikannya.

Yang terkhir adalah keluhan dan sifatnya sebagai pengalih. Seperti ketika kita ragu-ragu terhadap apa yang telah kita jalani. Hal tersebut dapat terjadi jika kita belum benar-benar tahu apa yang kita inginkan dan lakukan. Kebimbangan semacam ini dapat menjatuhkan kita dilubang yang sama. Boleh saja kita jatuh dilubang yang sama tetapi dengan sensasi yang berbeda, kejadian semacam ini disebut juga pembelajaran. Jadi, agar kita tidak mengeluh, kita harus mantapkan tujuan seperti yang dibicarakan diawal.

Jika kita telah mampu mengatur hal-hal diatas, seperti memperkecil terjadinya keluhan, konflik dan sifat menunda-nunda, kita pun dapat melakukan services yang baik. Services baik kepada diri sendiri berupa kedisiplinan dan komitmen. Serta services baik kepada masyarakat berupa pelayanan yang sepenuh hati.

Nah, setelah panjang lebar membahas apa itu passion, ada baiknya kita mengambil secarik kertas dan mulai menuliskan apa tujuan hidup kita dan apa yang menjadi mimpi kita. Setelah itu, mulailah dengan langkah kecil untuk mewujudkannya. Karena mimpi akan tetap menjadi mimpi jika tidak segera direalisasikan. J

here
setangkup mimpi dan segenggam keberanian akan membawa kita
pada petualangan dan pengalaman tak terduga sebelumnya.
be brave.

-nonasan




Bekasi, 7/11/2014

1 komentar:

Nuel Lubis, Author "Misi Terakhir Rafael: Cinta Tak Pernah Pergi Jauh" mengatakan...

Hmm, jadi lu masih suka nulis yah. Great! Keep it up. Dan tulisan-tulisan lu, gue lihat, makin banyak perkembangan lho, San.. Gue suka!

Keren juga yah, lu ngebahas passion dari segi psikologi. Gue yang awam (padahal punya kakak dan adek kuliah di psikologi), jadi paham dah. Hahaha...

Semangat!

Kalau dilihat dari tulisan-tulisan lu, gue yakin, kita mungkin sama-sama bisa melihat nama kita ada di salah satu yang ada di toko buku. ^_^