Minggu, 17 Mei 2015

Journey 1 – Memanusiakan manusia bersama Bunga Matahari

Hai, bloggies!

Kali ini saya mau sedikit sharing pengalaman mengerjakan tugas PIO pertama setelah UTS.

Kami dibagi mejadi beberapa kelompok, saya terpilih menjadi bagian dari kelompok 5 dengan anggota saya, Zdafirin, Rizi, Riska, Nukeu, Tri, Rafa dan Vidy. Tugas pertama kami adalah membuat poster tentang komunitas.

Untuk menentukan komunitas apa yang pantas dibahas dalam poster, kami benar-benar memutar otak. Mencoba menghubungi semua relasi yang kami miliki, mencari berbagai komunitas yang kira-kira bisa diobservasi.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Taman Lembah Gurame Depok. Rencananya, kami akan mewawancarai komunitas Depok Hiphop Clan. Namun, karena tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, kami mencoba mengganti komunitas hingga bertemu dengan sanggar Ayodya Pala.
Saya sendiri baru tau kalau ada sanggar Ayodya Pala. Padahal, sanggar tersebut telah menginjak usia 35 tahun. Bahkan, mereka sudah keliling dunia dan sering masuk TV. Tiba-tiba saya merasa sangat tidak up to date, haha.

Bukan cuma karena sanggar Ayodya Pala sudah sangat terkenal, tapi ternyata sanggar tersebut berhasil membuat saya berpikir untuk join kesana. Well, cuma sekedar rencana sih karena letaknya yang jauh dari rumah.

bersama Mbak penjaga ruang kostum di Ayodya Pala
Alasannya adalah karena Ayodya Pala memiliki prinsip “Memanusiakan Manusia”. Pertama kali saya mendengar ungkapan itu dari Om Hoeda Manis, dan baru mendengarnya lagi dari Pak Baas, pendiri sanggar Ayodya Pala tersebut.

Saya jatuh cinta pada kata-kata tersebut. Karena di masa sekarang, sudah semakin sedikit orang-orang yang peduli akan pentingnya ‘memanusiakan-manusia’. Orang-orang semakin lupa bahwa kita—sesama manusia—berhak diperlakukan dengan sebagaimana mestinya. Kita, sebagaimana manusia sudah seharusnya memanusiakan manusia. Tidak hanya saling menghargai, namun juga menganggap ada sesama manusia dan memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan.


Di dalam kelompok Bunga Matahari sendiri, saya belajar untuk memanusiakan manusia. Kami yang terdiri dari delapan kepala ini pasti memiliki pendapat dan persepsi yang berbeda mengenai suatu hal. Teman-teman sekelompok saya juga pasti memiliki cara masing-masing dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dari kesadaran memanusiakan manusia itu pula lah saya belajar bahwa teman-teman sekelompok saya adalah partner—team. Sudah seharusnya dalam sebuah team dibangun rasa kepercayaan yang utuh. Bagaimana pun karakter tiap anggota, sudah sepantasnya saya menghargai dan percaya terhadap mereka.

*
ki-ka
Vidy, Riska, Rizi, Tri, Zdafirin, saya, Rafa, Nukeu


Ketika hari H, seperti yang telah direncanakan kami melakukan kegiatan diluar ruangan, tepatnya di sepanjang koridor lantai 4. Berhubung kami ada 8 orang dan ada dua misi yang harus diselesaikan, saya, Rizi, Nukeu dan Rafa memilih untuk menjaga stand. Sedangkan Riska, Tri, Zdafirin dan Vidy berkeliling untuk mengunjungi stand kelompok lain dan bertanya seputar poster mereka.

Saya pribadi bukan orang yang mudah menuangkan isi kepala melalui ucapan dan berbicara didepan banyak orang. Namun, pada kesempatan kali ini saya berusaha untuk melakukan dua hal tersebut semaksimal mungkin. Bergantian dengan tiga orang lainnya yang menjaga stand, kami menjelaskan kepada teman-teman yang berkunjung ke stand. Selama acara berlangsung pertanyaan yang diajukan rata-rata sama dan standar, namun banyak pula yang out of the box sampai kami kelelahan karena terlalu banyak berbicara.

Selesai acara promosi tersebut, kami kembali ke kelas dan Mas Seta meminta kami untuk menilai kelompok lain. Hal ini bukan termasuk hal yang mudah mengingat setiap kelompok memiliki kesan dan keunikan tersendiri. Belum lagi jika mengetahui perjuangan dalam pembuatan poster, pasti akan banyak ke tidak obyektifan. Tetapi kami berusaha untuk tetap obyektif dalam menilai.

Beberapa pertanyaan yang diajukan Tim Visitor Bunga Matahari, yaitu:
1.       Apakah komunitas tersebut sudah cukup sistematis dalam pengelolaan?
2.       Budaya apa yang diunggulkan dalam komunitas tersebut?
3. Nilai-nilai apa yang harus dikembangkan dalam komunitas tersebut dan bagaimana cara mengembangkannya?
4.       Tujuan utama dari komunitas tersebut?

Dalam penilaian tersebut, kelompok Bunga Matahari mendapatkan nilai akhir sekaligus nilai tertinggi yaitu 81,5. Senang sekali rasanya mengingat kerja keras yang dilakukan selama proses pembuatan poster. Segala lelahnya terbayar plus dapat hadiah boleh memilih duluan topik tugas berikutnya. :D

**

Ada beberapa hal yang saya petik dari tugas pertama ini. Satu, saya cukup terkesan dengan cara Mas Seta melakukan pengajaran, yaitu ketika kelas kami dihadapkan sebuah situasi lingkungan kerja; Bos yang memberi perintah tanpa mau tau bagaimana cara para pegawai mengerjakannya sampai selesai, kami dibentuk sebuah tim kerja—dimana menyatukan isi kepala beberapa orang bukanlah hal yang mudah. Bagaimana mengatur waktu, komitmen terhadap pekerjaan dan belajar menghadapi deadline. Khusus untuk sekertaris, kami diajarkan untuk membuat laporan seusai acara berlangsung. Bukan hal yang mudah, tapi sangat mungkin untuk dipelajari.

Sampai jumpa dipetualangan selanjutnya.



Cheers,


Chia.

Tidak ada komentar: