Hai, bloggies!
Kali ini saya mau sedikit sharing
pengalaman mengerjakan tugas PIO pertama setelah UTS.
Kami dibagi mejadi beberapa
kelompok, saya terpilih menjadi bagian dari kelompok 5 dengan anggota saya,
Zdafirin, Rizi, Riska, Nukeu, Tri, Rafa dan Vidy. Tugas pertama kami adalah
membuat poster tentang komunitas.
Untuk menentukan komunitas apa
yang pantas dibahas dalam poster, kami benar-benar memutar otak. Mencoba
menghubungi semua relasi yang kami miliki, mencari berbagai komunitas yang
kira-kira bisa diobservasi.
Tempat pertama yang kami kunjungi
adalah Taman Lembah Gurame Depok. Rencananya, kami akan mewawancarai komunitas
Depok Hiphop Clan. Namun, karena tidak sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan, kami mencoba mengganti komunitas hingga bertemu dengan sanggar
Ayodya Pala.
Saya sendiri baru tau kalau ada
sanggar Ayodya Pala. Padahal, sanggar tersebut telah menginjak usia 35 tahun.
Bahkan, mereka sudah keliling dunia dan sering masuk TV. Tiba-tiba saya merasa
sangat tidak up to date, haha.
Bukan cuma karena sanggar Ayodya
Pala sudah sangat terkenal, tapi ternyata sanggar tersebut berhasil membuat
saya berpikir untuk join kesana. Well, cuma sekedar rencana sih karena letaknya
yang jauh dari rumah.
bersama Mbak penjaga ruang kostum di Ayodya Pala |
Alasannya adalah karena Ayodya
Pala memiliki prinsip “Memanusiakan Manusia”. Pertama kali saya mendengar
ungkapan itu dari Om Hoeda Manis, dan baru mendengarnya lagi dari Pak Baas,
pendiri sanggar Ayodya Pala tersebut.
Saya jatuh cinta pada kata-kata
tersebut. Karena di masa sekarang, sudah semakin sedikit orang-orang yang
peduli akan pentingnya ‘memanusiakan-manusia’. Orang-orang semakin lupa bahwa
kita—sesama manusia—berhak diperlakukan dengan sebagaimana mestinya. Kita, sebagaimana
manusia sudah seharusnya memanusiakan
manusia. Tidak hanya saling menghargai, namun juga menganggap ada sesama
manusia dan memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan.
Di dalam kelompok Bunga Matahari
sendiri, saya belajar untuk memanusiakan manusia. Kami yang terdiri dari
delapan kepala ini pasti memiliki pendapat dan persepsi yang berbeda mengenai
suatu hal. Teman-teman sekelompok saya juga pasti memiliki cara masing-masing
dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Dari kesadaran memanusiakan manusia itu
pula lah saya belajar bahwa teman-teman sekelompok saya adalah partner—team.
Sudah seharusnya dalam sebuah team dibangun rasa kepercayaan yang utuh.
Bagaimana pun karakter tiap anggota, sudah sepantasnya saya menghargai dan
percaya terhadap mereka.
*
ki-ka Vidy, Riska, Rizi, Tri, Zdafirin, saya, Rafa, Nukeu |
Ketika hari H, seperti yang telah
direncanakan kami melakukan kegiatan diluar ruangan, tepatnya di sepanjang
koridor lantai 4. Berhubung kami ada 8 orang dan ada dua misi yang harus
diselesaikan, saya, Rizi, Nukeu dan Rafa memilih untuk menjaga stand. Sedangkan
Riska, Tri, Zdafirin dan Vidy berkeliling untuk mengunjungi stand kelompok lain
dan bertanya seputar poster mereka.
Saya pribadi bukan orang yang
mudah menuangkan isi kepala melalui ucapan dan berbicara didepan banyak orang.
Namun, pada kesempatan kali ini saya berusaha untuk melakukan dua hal tersebut
semaksimal mungkin. Bergantian dengan tiga orang lainnya yang menjaga stand,
kami menjelaskan kepada teman-teman yang berkunjung ke stand. Selama acara
berlangsung pertanyaan yang diajukan rata-rata sama dan standar, namun banyak
pula yang out of the box sampai kami
kelelahan karena terlalu banyak berbicara.
Selesai acara promosi tersebut, kami
kembali ke kelas dan Mas Seta meminta kami untuk menilai kelompok lain. Hal ini
bukan termasuk hal yang mudah mengingat setiap kelompok memiliki kesan dan
keunikan tersendiri. Belum lagi jika mengetahui perjuangan dalam pembuatan
poster, pasti akan banyak ke tidak obyektifan. Tetapi kami berusaha untuk tetap
obyektif dalam menilai.
Beberapa pertanyaan yang diajukan
Tim Visitor Bunga Matahari, yaitu:
1. Apakah
komunitas tersebut sudah cukup sistematis dalam pengelolaan?
2. Budaya
apa yang diunggulkan dalam komunitas tersebut?
3. Nilai-nilai
apa yang harus dikembangkan dalam komunitas tersebut dan bagaimana cara
mengembangkannya?
4. Tujuan
utama dari komunitas tersebut?
Dalam penilaian tersebut,
kelompok Bunga Matahari mendapatkan nilai akhir sekaligus nilai tertinggi yaitu
81,5. Senang sekali rasanya mengingat kerja keras yang dilakukan selama proses
pembuatan poster. Segala lelahnya terbayar plus dapat hadiah boleh memilih
duluan topik tugas berikutnya. :D
**
Ada beberapa hal yang saya petik
dari tugas pertama ini. Satu, saya cukup terkesan dengan cara Mas Seta
melakukan pengajaran, yaitu ketika kelas kami dihadapkan sebuah situasi
lingkungan kerja; Bos yang memberi perintah tanpa mau tau bagaimana cara para
pegawai mengerjakannya sampai selesai, kami dibentuk sebuah tim kerja—dimana
menyatukan isi kepala beberapa orang bukanlah hal yang mudah. Bagaimana mengatur
waktu, komitmen terhadap pekerjaan dan belajar menghadapi deadline. Khusus
untuk sekertaris, kami diajarkan untuk membuat laporan seusai acara
berlangsung. Bukan hal yang mudah, tapi sangat mungkin untuk dipelajari.
Sampai jumpa dipetualangan
selanjutnya.
Cheers,
Chia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar